Continue Reading...
Cara Budidaya Ikan Cupang
Mr Betta : Budidaya Ikan Cupang – Penggemar ikan cupang makin
hari makin banyak, baik itu dari kalangan anak kecil hingga dewasa.
Karena ikan hias tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat
merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut
ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam
famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Melatih Ikan Cupang Aduan
Cara Melatih Ikan Cupang Aduan – Saya ingin
membagi pengalaman bagai mana cara melatih ikan cupang aduan/cara pale
ikan, agar ikan tersebut bagus disaat ngadu/bertarung. Mungkin setiap
orang pasti berbeda-beda cara melatihnya, ikan usahakan sebelum di adu
harus dirawat selama seminggu/2 minggu, yaa kadang-kadang rahasia
bagaimana cara melatih ikan tersebut. akan tetapi saya ingin membagi
cerita/pengalaman bagaimana dasar-dasar cara melatih ikan cupang aduan selama 1 minggu:
Artikel Makanan Cupang : Cacing Sutra / Blood Worm / Cacing Darah / Cacing Air Hidup
Cacing sutra biasa di temukan di Selokan, Lumpur, Tanah Lumut yang ber
ada di dalam Air,. fungsi pakan ini dapat merangsang pertumbuhan bagi
Ikan Air Tawar khusus nya Ikan Cupang & biasa nya jika di kota
terdapat komunitas maupun hobbys Ikan Cupang maka banyak pula pedagang
nya dengan harga sekian Ribu Rupiah pun sudah dapat lumayan banyak &
Foto ini di ambil ketika Cacing sutra baru sampai di tempat yang baru
di beli dari pedagang Cacing sutra.
Jenis - jenis ikan Cupang
Jenis Ikan Cupang - Kebanyakan para peternak ikan cupang, pada umumnya ikan cupang terbagi atas tiga golongan, yaitu ikan cupang hias, ikan cupang aduan, dan ikan cupang liar.
Ikan cupang adalah salah satu jenis ikan yang kuat bertahan hidup dalam
waktu lama walaupun ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume
air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara, ikan ini masih dapat
bertahan hidup.
Sejarah Betta Fish
Monday, May 7, 2012
Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang.
Sebenarnya semua jenis Betta splendens (cupang) yang tersebar di seluruh dunia berasal dari jenis sirip pendek (plakat) dan selama bertahun-tahun jenis ini banyak dipelihara oleh orang-orang di Thailand. Disana mereka memijahkan ikan petarung ini dengan jenis cupang liar. Tujuan utama mereka adalah untuk mendapatkan petarung yang hebat, baik dari segi kekuatan, ukuran, gaya bertarung dan warnanya.
Seleksi ini dilakukan dengan melakukan penyilangan dengan cupang dari breeder lain. Pemenangnya akan menjadi model untuk generasi petarung berikutnya.
Karena tidak ada seleksi alam, maka setelah beberapa generasi, cupang yang diperoleh justru mempunyai sirip dada dan punggung yang panjang. Ikan ini tidak mempunyai “jiwa petarung” karena tidak agresif dan tidak dapat bergerak dengan cepat jika dibandingkan dengan cupang bersirip pendek lainnya. Cupang dengan sirip yang panjang ini akhirnya hanya dapat dinikmati keindahannya saja. Sebenarnya jenis cupang seperti ini sudah ada sejak orang-orang Eropa dan Amerika datang ke Asia Tenggara pada tahun 1850. Sekitar tahun 1960an, breeder India berhasil mendapatkan anakan cupang yang mempunyai dua helai sirip ekor sehingga disebut dengan jenis doubletail. Ciri khas dari jenis ini adalah sirip dada yang sangat lebar dan tubuhnya sedikit pendek. Karena ingin menghilangkan cirri-ciri ini,maka mereka menyilangkan cupang doubletail dengan jenis sirip tunggal,tetapi kemudian hasil yang diperoleh justru bermacam-macam bentuk sirip dada dan perut.
Perlahan-lahan hobi memelihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika. Asia meresponnya dengan melakukan persilangan cupang bersirip panjang secara besar-besaran. Sekarang para pehobi di Eropa dan Amerika lebih selektif dalam memilih ikannya supaya karakteristik ikannya tetap terpelihara. Pada tahun 1960, breeder Amerika, Warren Young berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby”, sesuai dengan nama istrinya. Ikan ini kemudian dijual ke pehobi di seluruh dunia dan terutama ke peternak di Asia. Jenis inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis veiltail.
Pada saat yang sama, breeder Jerman, Dr. Eduard Schmidt-Focke, menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama. Jenis ini mempunyai ekor berbentuk segitiga yang simetris. Maka pada tahun 1967 didirikanlah IBC (International Betta Congres). Tujuan IBC adalah untuk menyilangkan cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan simetris. Jenis ini mempunyai kapasitas berenang yang lebih baik. Tetapi perlu waktu yang lama untuk menghasilkan jenis ini. Pada tahun 1980, para breeder terkenal Amerika seperti Peter Göettner and Paris Jones, mengembangkan jenis superdelta dengan sirip yang sangat besar. Pada tahun 1984, orang Perancis Guy Delaval mengimpor jenis ini ke Perancis. Delaval menyeleksi dan menyilangkannya untuk memperoleh sirip punggung yang lebih besar. Pada tahun 1987, dia berhasil memperoleh ikan dengan sirip bersudut 180 derajat. Tetapi Rajiv Massilamoni menganggapnya hal yang mustahil karena biasanya cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya mempunyai sudut 160 derajat saja. Laurent Chenot and Rajiv Massilamoni mulai bekerjasama menyilangkan cupang untuk mempertahankan jenis ini.
Tetapi mereka terlalu sering mengawinkan pejantannya dengan saudaranya sendiri sehingga ikannya tidak mau lagi mendekati betinanya. Akhirnya mereka menyilangkan cupang yang betinanya berasal dari Delaval sedangkan jantannya adalah jenis melano doubletail turunan Amerika. Ikan ini kemudian dinamai R39 dan disilangkan dengan semua jenis betina hasil biakan Chenot dan Massilamoni. Ternyata beberapa ikan mempunyai sirip 180 derajat. Pada tahun 1991 breeder cupang Amerika bernama Jeff Wilson melihat ikan ini dan menamainya "halfmoon". Dia mulai bekerjasama dengan Chenot and Massilamoni dan menyilangkan jenis Amerika dan menghasilkan lebih banyak anakan halfmoon. Pada tahun 1993, Chenot, Massilamoni dan Wilson menunjukkan jenis ikan halfmoon mereka pada pameran IBC di Tampa Florida dengan nama CHENMASWIL. Mereka memenangkan "Best of show". Inilah awalmula demam halfmoon.
5-10 tahun belakangan ini berbagai jenis ikan dengan sirip yang beraneka ragam mulai ditemukan. Breeder Indonesia Ahmad Yusuf menemukan jenis serit (crowntail). Jenis ini mempunyai ciri khas tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Oleh karena itu penampilannya seperti sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.
Tetapi penemuan dari jenis sirip dan ekor yang lain masih terus dikembangkan. Semua orang di seluruh dunia masih berusaha mengembangkan halfmoon dan serit supaya penyebaran sirip dan bentuk ekornya semakin baik. Pada persilangan halfmoon, yang diutamakan sekarang adalah penyebaran dan pertumbuhan tulang sirip (halfmoon dengan 4, 8 dan 16 tulang). Semakin baik persebaran tulang sirip maka semakin baik pula dukungan terhadap ekor yang dibentuknya.
Dukungan ini sangat dibutuhkan ketika ikan semakin tua dan siripnya semakin panjang. Penemuan halfmoon lainnya adalah overhalfmoon yang penyebaran siripnya lebih dari 180 derajat dan juga halfmoon rosetail.
Subscribe to:
Posts (Atom)